Saudaraku, Semoga Allah merahmatimu.

-

Jika saat ini Anda dalam kondisi:

-
Tertidur pulas dalam kelalaian
-
Dirundung kegelisahan
-
Merasa dihimpit banyak dosa dan kesalahan
-
Membutuhkan nasihat yang menggugah
-
Mengharapkan saran dan masukan lembut yang membangkitkan
-
Tulus menginginkan kebaikan, bertekad kuat, dan berkemauan yang besar
-
Melatih diri untuk meninggalkan perkara-perkara dunia yang tidak penting namun menyibukkan.
-
Ingin berkonsentrasi kepada akhirat, karena tahu bahwa banyak bergaul dengan manusia menyebabkan kesedihan dan mencerai beraikan keteguhan hati
-
Tahu bahwa membiarkan jiwa tanpa muhasabah merupakan sumber kelalaian
-
Faham bahwa jika umur tidak dimanfaatkan dengan baik, maka ia pergi dengan percuma, embusan nafas membawa pemiliknya menuju rumah kematian.
-

Maka inilah Mukhtashar Minhajul Qashidin, salah satu buku yang bisa menjadi teman baik Anda di saat kesendirian, yang akan berbicara kepada Anda di saat Anda diam.

-

Sekilas tentang isi Buku Mukhtashar Minhajul Qashidin:

-
Bagian pertama membicarakan hal-hal terkait ibadah. Dimulai dari pentingnya ilmu dan belajar, lalu thaharah dan rahasianya, shalat, puasa, haji; rahasia dan keutamaannya. Tentang al-Qur`an dan adab terhadapnya, serta ditutup dengan wirid dan dzikir, dan dahsyatnya Qiyamullail.
-
Bagian kedua tentang aktivitas duniawi: Adab-adab makan, makan bersama, dan bertamu. Pernikahan dan adab-adabnya. Keutamaan dan Adab bekerja mencari nafkah, berteman, dan bergaul dengan manusia. Adab Bertetangga, safar, dan amar ma’ruf nahi munkar.
-
Bagian ketiga tentang hal-hal yang merusak dan membinasakan. Dimulai dengan menyingkap keajaiban hati, melatih jiwa, menata akhlak, dan mengobati penyakit hati. Bagaimana mengekang syahwat, penyakit lisan, marah, dengki. Celaan terhadap dunia, kikir, ambisi, tamak, jabatan, dan riya’ dan terapinya, sombong dan ujub. Dan ditutup dengan teperdaya dengan dunia; macam dan kedudukannya.
-
Bagian keempat tentang hal-hal yang menyelamatkan: Taubat, sabar dan syukur, harapan dan rasa takut kepada Allah, fakir dan zuhud, tauhid dan tawakal, cinta, rindu dan ridha kepada Allah, serta ikhlas dan jujur.
-

Membandingkan Mukhtashar Minhajul Qashidin dengan Ihya’ Ulumuddin

Kaum Muslimin tentu mengenal secara luas kitab Ihya` Ulumuddin, karya imam al-Ghazali 5 (w. 505 H). Kitab tersebut ditulis selepas al-Ghazali mengundurkan diri sebagai pimpinan madrasah an-Nizhamiyah, Baghdad 488 H dengan maksud berhaji dan tinggal di Makkah memfokuskan diri menulis. Kitab Ihya` Ulumuddin ditulis:

-
Sebagai tanggapan atas fenomena beragama dari masyarakat pada saat itu, masyarakat Daulah Abbasiyah abad ke-5
-
Sebagai upaya al-Ghazali meletakkan asas-asas secara manhaj dan ilmu bagi pengetahuan Islam
-
Untuk mengorelasi antara ilmu dan amal
-
Untuk membersihkan amal dari kotoran-kotoran yang menodai keikhlasan
-
Untuk memperingatkan dari salah satu sebab kemunduran kaum Muslimin, yaitu tidak mengerti urutan prioritas dalam menjalankan kewajiban:
🔸-mendahulukan yang penting dibanding yang paling penting
🔸-memprioritaskan yang wajib dibanding yang fardhu
🔸-mengutamakan yang sunnah atas yang wajib
-

Kitab Kitab Ihya` Ulumuddin mengulas empat tema penting:

Pertama, ibadah dan kewajiban-kewajiban yang berfokus pada rukun Islam yang lima

Kedua, penawar bagi permasalahan akhlak dan sosial

Ketiga dan keempat membahas penyucian jiwa

-

Inilah alasan kenapa Kitab Ihya` Ulumuddin dianggap sebagai kitab ensiklopedia pada saat itu, sebab:

-
Mencakup masalah akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak
-
Mengorelasikan antara ilmu dan amal.
-
Dianggap sebagai referensi utama dalam ilmu-ilmu syari'ah, akhlak, dan tarbiyah.

Namun, sebagaimana pepatah mengatakan, Tak ada gading yang tak retak, ternyata sejumlah masalah dalam Kitab Ihya` Ulumuddin mengundang kritik, di antaranya karena memuat hadits-hadits batil lagi maudhu’.


Maka sejumlah ulama Ahlus Sunnah melakukan studi menyeluruh terhadap kitab tersebut, lalu mengoreksi dan membuang hal-hal yang bertentangan tersebut dan mengintisarikannya. Salah seorang di antara ulama tersebut adalah Imam Ibnul Jauzi (w. 597 H).


Ibnul Jauzi telah mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tersebut dalam Kitab I'lam al-Ahya` bi Aghalith al-Ihya`.


Demikian pula menyebutkan sebagian kritiknya dalam kitab Talbis al-Iblis;

-
Interaksi intens antara al-Ghazali dengan kelompok sufi menjadi sumber masalahnya.
-
Demikian pula ketertarikannya kepada kitab Qut al-Qulub fi Mu'amalah al-Mahbub, karya Abu Thalib al-Makki.
-
Al-Ghazali juga tidak memverifikasi secara detil hadits-hadits yang dimuat di dalamnya.
-
Seandainya saja al-Ghazali menyodorkan hadits-hadits tersebut kepada pakarnya, tentu permasalahan ini tidak terjadi.

Upaya lain dari Ibnu al-Jauzi adalah mengintisarikan dan mengoreksi Kitab Ihya` Ulumuddin dalam kitab beliau Minhaj al-Qashidin wa Mufid ash-Shadiqin. Hal itu karena:

-
Ibnul Jauzi memiliki kesamaan dengan al-Ghazali dalam hal disiplin keilmuan yang dikuasai,
-
Akan tetapi Ibnul Jauzi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki al-Ghazali, yaitu penguasaan yang luar biasa terhadap ilmu hadits; riwayah maupun dirayah; sanad maupun matan.

Oleh karena itu, hadits-hadits maudhu' dan sangat lemah dalam Ihya` dibuang oleh beliau dan diganti dengan dalil yang shahih dan hasan.


Nah, kitab Minhaj al-Qashidin ini kemudian diintisarikan lagi dengan sangat bagus oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi (w. 689 H), beliau memberi judul kitabnya Mukhtashar Minhaj al-Qashidin; dan inilah kitab asli dari buku terjemahan kita ini.


Sebagaimana yang penulis katakan dalam mukadimahnya, bahwa buku ini fokus dalam hal penggemblengan pribadi dan tazkiyatun nufus (pembentukan karakter yang baik), sehingga buku inilah yang banyak dikaji di berbagai pengajian.

MUKHTASHAR MINHAJUL QASHIDIN YANG DITERBITKAN DARUL HAQ

-

Keunggulan Mukhtashar Minhajul Qashidin Edisi Terjemahan Darul Haq:

-
Edisi asli yang diterjemahkan oleh Darul Haq sudah ditahqiq dan ditakhrij oleh Zuhair asy-Syawisy; salah seorang murid Syaikh al-Albani
-
Zuhair mentakhrij hadits dan riwayat di dalamnya berdasarkan hasil studi dan penetapan hukum hadits oleh Syaikh al-Albani
-
Sangat tepat jika dikatakan bahwa buku ini ditakhrij berdasarkan kitab-kitab Syaikh al-Albani
-
Ini adalah kekuatan pendukung yang penting bagi orang-orang yang mencintai ilmu berdasarkan dalil-dalil yang tsabit.

Alasan kenapa perlu ditahqiq dan takhrij ulang:

Mukhtashar yang ditulis Ahmad bin Muhammad bin Abdurrahman bin Qudamah ini -sebagaimana yang diungkapkan oleh muhaqqiq- masih menyisakan adanya sejumlah hadits-hadits yang tidak tsabit. Maka di sinilah letak pentingnya tambahan pada edisi terbitan kami ini, karena telah ditakhrij berdasarkan kitab-kitab hadits dari seorang pakar dalam disiplin ilmu hadits, Imam al-Albani rahimahullah, sehingga hati kita menjadi lebih tenang mengkajinya.

Keunggulan lain:

-
Darul Haq pada edisi terjemah buku ini, berusaha membandingkan ta'liq dan penjelasan tambahan di catatan kaki dengan empat terbitan lain dari kitab asli Mukhtashar Minhajul Qashidin, yang di antaranya ditahqiq oleh: Syaikh Syu'aib al-Arna`uth, Syaikh Ali Hasan al-Halabi, dan lainnya,
-
Tambahan penjelasan penting dan substansial -yang tidak diberikan Syaikh Zuhair- diimbuhkan padanya dengan mengutip secara harfiah, beserta sumber referensinya.
-
Edisi terjemahan Darul Haq ini insya Allah tampil dalam format yang lebih menenangkan dan lebih padu.
-

Deskripsi Buku:


Judul: Mukhtashar Minhajul Qashidin; Meraih Kebahagiaan Hakiki Sesuai Tuntuna Ilahi


Penulis: al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi


Jumlah Hlm.: xx+700 hlm.


Ukuran buku: 16 x 24,5 cm.


-

Daftar isi buku

MUKHTASHAR MINHAJUL QASHIDIN

(Selanjunya: geser)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Contoh isi buku:

MUKHTASHAR MINHAJUL QASHIDIN

(Selanjutnya:geser)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Harga buku hanya:

Rp.160.000,-

BUKU TERBITAN PUSTAKA DARUL HAQ LAINNYA:

-
-
-
-
-
Selengkapnya Kunjungi Website Kami:

Penutup

Kita semua menyadari, seorang Muslim tidak hanya dituntut berakidah lurus dan beribadah dengan benar, namun juga dituntut berakhlak mulia dan unggul sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau. Semoga buku ini dapat membantu mewujudkannya dengan taufiq dan bimbingan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.

-
@2025 darulhaq Inc.